Dalam Doaku

dalam doaku subuh ini kau menjelma langit
yang semalaman tak memejamkan mata,
yang meluas bening siap menerima cahaya pertama,
yang melengkung hening karena akan menerima suara-suara

ketika matahari mengambang tenang diatas kepala,
dalam doaku kau menjelma pucuk-pucuk cemara yang hijau senantiasa,
yang tak henti-hentinya mengajukan pertanyaan muskil
kepada angin yang mendesau entah dari mana

dalam doaku sore ini kau menjelma seekor burung gereja
yang mengibas-ibaskan bulunya dalam gerimis,
yang hinggap diranting dan menggugurkan bulu-bulu jambu,
yang tiba-tiba gelisah dan terbang lalu hinggap didahan mangga itu

magrib ini dalam doaku kau menjelma angin
yang turun sangat pelahan dari nun disana,
yang bersijingkat dijalan kecil itu
menyusup dicelah-celah jendela dan pintu
dan menyentuh-nyentuhkan pipi dan bibirnya
di rambut, dahi dan bulu-bulu mataku

dalam doa malamku kau menjelma denyut jantungku
yang dengan sabar bersitahan terhadap rasa sakit yang entah batasnya,
yang dengan setia mengusut rahasia demi rahasia,
yang tak putus-putusnya bernyanyi bagi kehidupanku

aku mencintaimu,
itu sebabnya aku takkan pernah selesai mendoakan keselamatanmu.

Leave a comment